"Surat Untuk Senayan"

Wahai wakilku
Senayan bukanlah panggung dramamu
Bukan pula ladang garapanmu
Disitulah amanatku berdiri

Aku percaya dan aku memilih
Aku pasrahkan dan aku berharap
Indonesia
Dalam fatamorganaku

Syair,janji, dan nyanyianmu
Tak kudengar lagi
Tak kulihat lagi
Dimanakah, dimanakah mereka?

Korupsi,kolusi,nepotisme
Tontonan sinema harianku
Melihatmu bersenandung gurau
Menoleh rakyat yang kesakitan

Sadarlah.. Sadarlah..
Saudaramu kesakitan
Saudaramu kelaparan
Saudaramu mati tak bertuan

Aku hanya petani
Aku hanya buruh
Aku miskin
Tak berpangkat, tak pula jutawan

Tuan agung
Kejamlah matamu sesaat
Kita menari bersama
Dalam kesederhanaan dan kebersamaan
                      

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Filsafat : Epistemologi, Ontologi dan Aksiologi

Makalah Sejarah dan Paradigma Hermeneutika

Di Tipu Oleh Pengemis dan Koruptor : Refleksi Pendekatan Teori Simbolik